Saat ingin membangun sebuah hunian tentunya Anda ingin mengetahui berapa besar biaya yang harus dikeluarkan. Terlebih karena ada banyak sekali biaya yang harus dihabiskan di setiap langkah pembangunan tersebut. Karena itulah jika Anda ingin bisa mempersiapkan budget sebaik mungkin tentunya harus mengetahui besaran biaya bangun rumah 2 lantai yang akan dibayarkan di setiap langkah pembangunannya.
Langkah awal sebelum mulai membangun rumah adalah menyiapkan lahan yang tentunya akan digunakan sebagai lokasi hunian tersebut. Misalnya jika Anda membeli sebidang tanah seluas 90 meter persegi di wilayah Jakarta dan harga per meter perseginya adalah Rp4.000.000 maka total biaya pembeliannya adalah dengan menghitung 90 m² x Rp4.000.000 = Rp360.000.000.
Biaya ini bisa berbeda tergantung lokasi, akses jalan, dan nilai jual lingkungan di sekitar. Karena itu memilih lokasi juga harus Anda pertimbangkan secara matang bukan hanya dari segi harga tapi juga kenyamanan dan prospek jangka panjang. Jika memang memiliki budget yang lebih cobalah untuk mencari tanah di tempat yang strategis agar nilainya juga bisa meningkat di kemudian hari.
Setelah memiliki lahan maka Anda bisa mulai menghitung biaya bangun rumah 2 lantai gaya Bali yaitu anggaran pembangunan fisik rumah. Biaya ini akan sangat bergantung pada jenis rumah yang ingin Anda bangun. Misalnya Anda ingin membangun rumah dengan luas total 150 m² dan memilih kategori menengah dengan estimasi biayaRp4.000.000 per m² maka biaya pembangunan rumah satu lantai adalah: 150 m² x Rp4.000.000 = Rp600.000.000.
Karena rumah yang Anda bangun adalah dua lantai maka perhitungannya dikalikan dua sehingga didapatkan angka Rp 1.200.000,00. Biaya ini sudah termasuk struktur bangunan seperti dinding dan atap hingga finishing interior standar. Namun biaya tersebut belum termasuk instalasi listrik dan air, furnitur, serta dekorasi tambahan lainnya.
Bagian penting lainnya yang tak boleh Anda lupakan dalam rincian biaya bangun rumah 2 lantai adalah instalasi sistem mekanik dan listrik. Untuk rumah dua lantai biaya ini cukup signifikan karena meliputi pemasangan pipa air, listrik, saluran AC, dan sebagainya.
Jika Anda menggunakan peralatan modern atau sistem smart home maka biayanya bisa meningkat karena membutuhkan daya listrik lebih banyak. Maka dari itu sebaiknya Anda menyesuaikan kebutuhan teknis dengan gaya hidup dan anggaran yang tersedia.
Saat membangun rumah tidak semua hal bisa Anda prediksi dengan pasti sehingga Anda juga harus mempersiapkan langkah pelengkap sebagai antisipasi. Ada kalanya Anda menghadapi perubahan harga material, revisi desain, atau kendala cuaca yang bisa memperlambat pembangunan. Untuk mengantisipasi hal ini Anda disarankan untuk menyiapkan dana cadangan sekitar 25% dari total estimasi biaya bangun rumah 2 lantai.
Dana tak terduga ini sangat penting agar proses pembangunan tidak berhenti di tengah jalan karena kekurangan anggaran sekaligus untuk menjadi back-up atas biaya-biaya yang sering terlupa lainnya seperti uang makan atau rokok untuk tukang bangunan.
Saat memasuki area rumah khas Bali mata tamu pasti akan langsung tertuju melihat Aling-Aling. Bangunan ini adalah dinding pembatas setinggi sekitar 1,5 meter yang memisahkan area luar dengan ruang dalam.
Selain berguna untuk memberikan privasi Aling-Aling juga dipercaya bisa menolak energi negatif. Anda akan diarahkan untuk masuk dari sisi kiri dan keluar di sisi kanan sebagai bagian dari filosofi keseimbangan dan kesopanan saat mengunjungi rumah adat Bali.
Biasanya orang akan melintasi bagian bangunan ini untuk masuk ke area rumah. Atapnya sendiri bisa terbuat dari ijuk, alang-alang, atau genteng yang tergantung pada bahan yang digunakan di lingkungan sekitar.
Karena digunakan sebagai gerbang untuk masuk ke rumah adat Bali maka tidak mengherankan apabila bagian ini dibuat megah dengan desain gambar-gambar khas Bali yang diukir dari batu-batu.
Bale Manten biasanya terletak di bagian utara rumah dan menjadi tempat yang paling sakral. Jika dalam satu keluarga ada satu anak perempuan yang belum menikah atau belum berkeluarga maka secara otomatis akan ditempatkan pada bangunan ini.
Bentuknya memanjang dengan dua bale atau ruangan tidur dan letaknya pun tidak sembarangan yaitu harus mengikuti arah mata angin sesuai dengan ilai spiritual dalam keluarga.
Di bagian barat rumah adat Bali biasanya Anda akan menemukan Bale Dauh. Ruang ini digunakan sebagai tempat menerima tamu atau ruang tidur anak laki-laki. Jika Anda memperhatikan ternyata lantai pada ruangan ini jauh lebih rendah dibandingkan Bale Manten.
Bale ini juga menjadi tempat bersantai dan biasanya memiliki jumlah tiang tertentu seperti 6 atau sakenem, 8 atau sakutus atau 9 yang disebut sangasari sesuai fungsi dan status sosial keluarga.
Bangunan ini berbentuk sederhana karena memang difungsikan hanya sebahai tempat berkumpul. Suasananya terbuka dan nyaman menyerupai joglo sehingga sangat cocok untuk mengobrol ringan, makan bersama, atau sekadar duduk menikmati udara segar. Hal ini tidak mengherankan karena biasanya bangunan ini digunakan sebagai ruang bersantai atau ruang keluarga di rumah-rumah modern jaman sekarang.
Jika suatu rumah memiliki hasil panen seperti padi maka biasanya akan disimpen di suatu ruangan bernama Jineng. Bangunan ini berbentuk rumah panggung kecil dan memiliki ventilasi yang baik agar gabah tetap kering.
Dulu Jineng hanya dimiliki oleh keluarga petani tapi kini sering dijadikan simbol kekayaan dan ketahanan pangan tradisional. Hal ini dikarenakan bahwa orang yang memiliki jineng diasumsikan memiliki cadangan makanan yang berlimpah dalam rumahnya.
Sebagai umat Hindu Bali sangat penting memiliki tempat untuk berdoa di rumah terutama karena banyak sekali upacara dan tradisi turun temurun yang perlu diikuti. Biasanya rumah adat Bali memiliki Pura Keluarga yang terletak di bagian timur laut rumah dan berfungsi sebagai tempat sembahyang serta menghormati leluhur.
Bangunan ini adalah bagian yang terbesar di kompleks rumah dan biasanya menjadi pusat interaksi sosial serta ritual keluarga. Bale Gede juga melambangkan status keluarga dan kesiapan mereka menjadi tuan rumah dalam berbagai kegiatan adat. Untuk itu tidak mengherankan apabila semakin kaya suatu keluarga maka akan semakin besar juga Bale Gede yang dimiliki.
Selain nyaman ditinggali rumah dua lantai juga memiliki nilai jual yang lebih tinggi di kemudian hari. Tentunya sebanding dengan nilai tersebut biaya bangun rumah dua lantai apalagi dengan gaya Bali memang membutuhkan uang yang cukup besar. Dengan perencanaan yang matang Anda bisa meminimalkan risiko dan mengatur keuangan dengan lebih efisien. Anda juga bisa mempertimbangkan untuk menggunakan jasa bangun rumah di Graha Estetika yang bisa membantu dalam perhitungan biaya. Hubungi kami melalui nomor 0821-1212-7171 atau melalui email sales@grahaestetika.co.id untuk berkonsultasi.
How useful was this post?
Click on a star to rate it!
Average rating 0 / 5. Vote count: 0
No votes so far! Be the first to rate this post.
We are sorry that this post was not useful for you!
Let us improve this post!
Tell us how we can improve this post?